Senin, 20 Februari 2012

Saat ujian “Rasa Lelah dan Bosan” itu datang……

Sebuah tulisan, kudedikasikan kepada rekan2 (yang akan dan sedang) berjuang menyelesaikan tugas akhirnya…

Sebagai mahasiswa, sudah pasti semua merasakan hal ini. Pada masa akhir2 kuliah,, kita seolah-olah dituntut untuk menunjukkan “dedikasi” terbaik kita. Memang terdengar tidak adil, ketika sebuah dedikasi hanya dinilai pada penelitian akhir kita… karena sesungguhnya, dedikasi yang baik adalah juga sebuah proses panjang… bukan saat ini saja ketika kita “mengejar” predikat yang bernama “ Sarjana”, “Master”, atau “Doktor”.

Ada kalanya kita merasa sendiri dan berat…. Yaah, You will have times when you will feel alone and wonder what's the point pursuing these dreams when it's so hard? It is during these times that you must remember why you wanted those dreams in the first place.
Hal ini kurasakan ketika rasa kecewa datang,, telah merasa berusaha, tpi kurang dihargai oleh promotor (My Professor),,mungkin karena aku kurang ikhlas dan telah berharap lebih… Biasanya, ketika aku merasakan hal ini, aku menghibur diriku dengan mengatakan pada hatiku “ Itulah gunanya belajar..kita akan diberitahu ttg ketidaktahuan dan ketidakmengertian kita dengan berbagai cara… salah satunya mungkin dengan perasaan sakit hati…”. Perasaan ini tidak berlangsung lama.. karena tertutupi perasaan “semangat memperbaiki..”.

Perasaan berat yg lain adalah ketika “menyelaraskan” 3 pemikiran yg berbeda dari 3 dosen. Yaitu 2 dosen pembimbing dan 1 dosen penguji…  Sebagai mahasiswa, belajar untuk bijak menerima perbedaan pendapat ini lumayan memakan waktu….
Alhamdulillaah,, setelah beberapa lama..akhirnya aku menemukan kunci yang pas untuk mengatasinya. Yaitu : lihat jenis masukan yang beliau berikan. Jika principal, maka untuk memasukkannya dalam tulisan kita, kita harus konsultasikan dlu dengan pembimbing utama (pemegang kunci-nya). Komunikasikan secara baik. Jika belio sepakat dengan perubahan itu, maka kita ubah, jika tidak, jangan ambil resiko dengan memaksakan untuk diubah (walaupun terkadang kita tak sependapat).

Tapi jika tidak prinsip, whatever… terima masukan itu walaupun tanpa meminta pertimbangan dosen pembimbing utama.
Wajar,, perbedaan pemikiran ini adalah karena pengalaman mereka yg beragam dan sudut pandang yg berbeda…meskipun semuanya benar…

Hambatan terbesar adalah pada “dirimu sendiri”……It is during these times when you look in the mirror and face your biggest enemy. You must be able to fight and keep fighting for your dreams even if your own reflection tells you to quit…

Perasaan bosan dan lelah serta ingin segera selesai terkadang membuat kita “berhenti” sejenak. Tak mengapa jika kita bisa segera bangkit. Tapi jika terlalu lama?
Kalahkan dirimu… backtracking…. And move !!
Now once you overcome those setbacks and obstacles, you will be faced with more. Don't take it personally, that's just how life is…. Ya, benar. Bersama kesulitan ada kemudahan… setelah kita melaluinya, kita akan menjadi lebih kuat. InsyaAllah….. karena semua yg berawal, pasti ada akhir.

Anggaplah rasa malas, bosan, dan hambatan2 lainnya sebagai gunung yg harus didaki dan dilewati….Those "mountains" are there to help you grow. The stronger you become, the bigger the mountain. as you can climb. The bigger the mountains, the bigger the dreams you can pursue. You were born to touch the sky! Let's Go!!

Teringat sebuah tulisan Ust. Rahmad Abdullah.. “ Biarlah kelelahan itu yg lelah mengejarmu….”.
Terus semangat kawan, Jadikan ikhtiar kita berbuah syurga. Dengan senantiasa meluruskan niat, mengoptimalkan ikhtiar dan banyak2 berdoa…..
Semoga Skripsi,Tesis, dan disertasi kita dimudahkan dan dilancarkan…

Semua akan indah pada waktunya…. ^_^

Yogyakarta, 20 Februari 2012
Soraya
~Berjuang hingga akhir….~

Kamis, 16 Februari 2012

Biarkan Bintang bercerita…….

“Mendekati subuh, Sering bintang ditanya, mengapa engkau harus pulang ke peraduan?
bukankah sinarmu indah dan begitu berarti?
Bintang,dg senyumnya yg khas, ia menjawab.. : Bukan karena lelahku,, tpi begitulah adanya…bisakah memahami keadaanku tanpaku menjelaskannya?
Di alam ini, kita memiliki masa dimana harus pergi dan harus kembali…”.

Sebuah analogi yg menggambarkan keadaanku beberapa waktu belakangan ini..
Dimana seringnya ditanya, mengapa harus pulang ke Lampung?

Mungkin tak sesederhana kalimat-kalimat yg dapat kuucapkan untuk menjawabnya, meskipun dapat dianggap sederhana jika hal itu tak perlu ditanyakan..

Well, melalui tulisan ini…sedikit kupaparkan alasanku.
1.       Ibuku
Restu yg ia berikan ketika aku diperbolehkan melanjutkan study ke Yogyakarta adalah bersyarat. Yaitu ketika aku sudah selesai, aku harus pulang. Walaupun tidak di metro, yg penting di Lampung. Aku sangat yakin, bahwa restu ibu adalah ridho Allah juga. Sejak alm. Kakakku meninggal di tahun 2001, aku menjadi anak tertua. Tentu saja banyak perubahan setelahnya. Aku menjadi harapan keluarga, secara tidak langsung memikul tanggung jawab menjadi teladan dan “teman” orag tuaku dalam bermusyawarah mengambil keputusan..
2.       Kebahagiaan bagiku adalah ketika apa yang aku punya, bisa juga dirasakan oleh keluarga besarku.  Tentu saja termasuk keluarga besar suamiku juga. Kami bisa bersama-sama membangun keluarga di Lampung dan secara dekat bisa berbagi kebahagiaan dengan keluarga kami. Teringat obrolan ringanku dengan mama di suatu senja, beliau berkata “ hal yg membahagiakan bagi seorang ibu adalah ketika ia melahirkan anaknya dengan selamat, melihat ia tumbuh berkembang dengan baik, menikahkannya, serta ketika hari tua, ia bisa dengan mudah bermain dengan cucu2nya”. Ya, aku menangkap sebuah harapan dalam bahasa dan matanya yang mulai berkaca-kaca…

Pada beberapa keadaan, kita sering dihadapkan pada pilihan. Karena tidak ada standar yang baku dalam memberikan keputusan, kita sering merasa bimbang… tapi, Allah-lah yang memberi ketenangan…Alhamdulillaah….

Ya Robb, mohon teguhkan…dan kuatkan..
Apa-apa yg memang baik bagiku menurut-Mu, mudahkanlah..
Apa-apa yg menjadi hakku, mohon ringankanlah…
Berikan kesabaran yang luas, hati yang kuat, dan keimanan yang teguh…
Sebuah harapan yang sangat aku inginkan….. “ Baiti jannati “,
Sehingga aku dan orang2 yang mencintai-Mu bisa berkumpul dalam Syurga-Mu…
Amin Ya Robbal’alamin…

Soraya
Lampung, 16 Februari 2012
~ Di sebuah senja penuh makna ~

"Puisi Habibie untuk Ainun..."

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku ….
(BJ.HABIBIE)

Puisi yg indah, dan penuh inspirasi.... ^^

Soraya
Lampung, 16 Februari 2012
**Belajar kehidupan**