Kamis, 20 Desember 2012

Episode hujan, pelangi, senja : ketika Allah menjadi tujuan



Dalam sebuah episode hujan,
Aku bersyukur menyentuh setiap rintik air menyentuh bumi,
Aku tersenyum mendapati sejuknya suasana yang berubah indah,
Aku menunduk takjub, merasakan rahmat-Nya yang mendalam..
Alhamdulillaah...

Dalam sebuah episode pelangi,
Aku bersyukur menikmati ragam warna berpadu indah mempesona,
Mengajarkan toleransi, kebersamaan, dan cinta..
Ia berbeda, namun memberi arti.
Ia sederhana, namun senantiasa dihati.
Ia sebentar, namun dinanti dan dirindukan.
Lengkungnya tak sempurna, namun disitulah letak keindahannya,
..yang menandakan tak sempurnanya ia karena harus disempurnakan oleh yang lain.
..yang mengerti bahwa ia bukanlah sesuatu tanpa sesuatu yang lain,
..yang akan ada setelah yang lain, yaitu hujan..
Begitulah pelangi..sederhana, bersahaja, indah mempesona.

Dalam sebuah episode senja,
Hangat, menyemai harap bertemu malam..
..yang menjadi penyeimbang antara terang menuju pekat,
Ia indah namun tak merasa ia paling indah,
Ia hangat namun bersabar menunggu mentari esok pagi yang melebihinya
Ia mengandung semangat melalui hembusan angin sejuk membawa burung-burung pulang ke sangkarnya,
..melalui hembusan angin sejuk menyertai matahari pulang keperaduannya,
..melalui jingga indahnya membawa sebuah hati tetap tegar, bersabar menunggu pagi,
..melalui siluet di langit-Nya membawa sebuah cita-cita tetap terpatri kuat menuju muara sebuah harapan : esok kan kugapai !!

Begitulah, sejatinya episode-episode dalam kehidupan kita yang silih berganti.
 Rasulullah SAW bersabda ; ” Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah.” (HR Tirmidzi).

Senantiasa mengambil hikmah kebaikan, bersyukur, bersabar. Berikhtiar menjaga kestabilan iman dan menyerahkan segalanya pada Allah, pemilik jiwa, agar iman yang diibaratkan sebuah pakaian yang menaungi diri kita senatiasa “dipakai” bukan dilepas dan dibiarkan berada diatas. Iman yang menyatukan, menguatkan, dan mensinergikan.

Indahnya, dalam Al Qur’an, Allah menerangkan :
” Shirathalladzina an’amta ’alaihim, ghairil maghdhubi’alaihim wa ladhdhallin” ( Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.) (QS. Al Fatihah : 7)

Allah menceritakan tentang jalan orang yang mendapatkan nikmat Allah, yaitu jalan para Nabi, ash-shiddiqin, asy-syuhada, dan ash-shalihin (QS An-Nisa : 69) inilah jalan keimanan.
Semoga Allah memudahkan ikhtiar kebaikan kita menuju syurga-Nya...


Bandar Lampung, 20 Desember 2012
Soraya binti Abdul Latif

2 komentar:

  1. pertamax gan ^_^
    ternyata selain rejalino n umi, mb aya punya blog juga toh, keren2
    *keep blogging aja bos =D

    BalasHapus
  2. hehe.. iya, makasih bos udah berkunjung kesini... salam buat niva yaa.. :)

    BalasHapus