INTISARI
Latar Belakang. Malaria tersebar dihampir seluruh Provinsi di Indonesia dengan tingkatan endemisitas dan transmisi yang bervariasi. Transmisi malaria berkaitan erat dengan faktor epidemiologis yaitu parasit malaria (Plasmodium), host (manusia) dan vektor malaria (nyamuk Anopheles betina). Selain itu, transmisi malaria juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan fisik yaitu suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, kecepatan angin, dan ketinggian tempat. Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan fisik (suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, kecepatan angin, dan ketinggian tempat) terhadap transmisi malaria di daerah endemis rendah dan sedang di Indonesia.
Metode. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Transmisi malaria akan diukur melalui pemeriksaan mikroskopik dan serologi terhadap sampel darah penduduk dari daerah endemis rendah (Kabupaten Purworejo) dan daerah endemis sedang (Kabupaten Lampung Selatan). Sampel darah penduduk diambil pada Januari-November 2010 di kabupaten Purworejo dan November 2010-September 2011 di kabupaten Lampung Selatan. Pengukuran antibodi dilakukan dengan metode indirect ELISA menggunakan protein rekombinan MSP-1 dan AMA-1 P. falciparum sebagai antigen penangkap. Sampel dinyatakan seropositif jika memiliki rata-rata Optical Density (OD) diatas cut off OD sebesar 0,19 untuk MSP-1 dan 0,14 untuk AMA-1. Data lingkungan fisik diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kotabumi Lampung dan BMKG Jawa Tengah. Data ketinggian tempat diperoleh dari tim Malaria Transmission Consortium (MTC) Indonesia. Hubungan antara slide positif malaria dengan faktor iklim dianalisis menggunakan uji regresi logistik. Hubungan antara seropositif malaria dengan ketinggian tempat dianalisis menggunakan uji regresi logistik. Sedangkan hubungan antara titer antibodi dengan ketinggian tempat dianalisis menggunakan korelasi Pearson dan regresi sederhana.
Hasil. Faktor iklim tidak berpengaruh terhadap transmisi malaria di kabupaten Purworejo dan kabupaten Lampung Selatan. Ketinggian tempat berpengaruh terhadap transmisi malaria di kabupaten Purworejo (OR= 1,001) sedangkan di kabupaten Lampung Selatan, ketinggian tempat tidak mempengaruhi transmisi malaria pada tingkat kemaknaan p kurang dari 0,05.
Kesimpulan. Ketinggian tempat berpengaruh terhadap transmisi malaria di kabupaten Purworejo. Faktor lingkungan fisik tidak berpengaruh terhadap transmisi malaria di kabupaten Lampung Selatan.
Kata kunci. Transmisi malaria, mikroskopik, serologi, P. falciparum, faktor lingkungan fisik.
Note : Intisari tersebut diatas adalah penelitian tesis saya yg telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal 30 Agustus 2012. Semoga bermanfaat bagi rekan-rekan semua terutama bagi yang tertarik terhadap malaria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar