“Mendekati subuh, Sering bintang ditanya, mengapa engkau harus pulang ke peraduan?
bukankah sinarmu indah dan begitu berarti?
Bintang,dg senyumnya yg khas, ia menjawab.. : Bukan karena lelahku,, tpi begitulah adanya…bisakah memahami keadaanku tanpaku menjelaskannya?
Di alam ini, kita memiliki masa dimana harus pergi dan harus kembali…”.
Sebuah analogi yg menggambarkan keadaanku beberapa waktu belakangan ini..
Dimana seringnya ditanya, mengapa harus pulang ke Lampung?
Mungkin tak sesederhana kalimat-kalimat yg dapat kuucapkan untuk menjawabnya, meskipun dapat dianggap sederhana jika hal itu tak perlu ditanyakan..
Mungkin tak sesederhana kalimat-kalimat yg dapat kuucapkan untuk menjawabnya, meskipun dapat dianggap sederhana jika hal itu tak perlu ditanyakan..
Well, melalui tulisan ini…sedikit kupaparkan alasanku.
1. Ibuku
Restu yg ia berikan ketika aku diperbolehkan melanjutkan study ke Yogyakarta adalah bersyarat. Yaitu ketika aku sudah selesai, aku harus pulang. Walaupun tidak di metro, yg penting di Lampung. Aku sangat yakin, bahwa restu ibu adalah ridho Allah juga. Sejak alm. Kakakku meninggal di tahun 2001, aku menjadi anak tertua. Tentu saja banyak perubahan setelahnya. Aku menjadi harapan keluarga, secara tidak langsung memikul tanggung jawab menjadi teladan dan “teman” orag tuaku dalam bermusyawarah mengambil keputusan..
2. Kebahagiaan bagiku adalah ketika apa yang aku punya, bisa juga dirasakan oleh keluarga besarku. Tentu saja termasuk keluarga besar suamiku juga. Kami bisa bersama-sama membangun keluarga di Lampung dan secara dekat bisa berbagi kebahagiaan dengan keluarga kami. Teringat obrolan ringanku dengan mama di suatu senja, beliau berkata “ hal yg membahagiakan bagi seorang ibu adalah ketika ia melahirkan anaknya dengan selamat, melihat ia tumbuh berkembang dengan baik, menikahkannya, serta ketika hari tua, ia bisa dengan mudah bermain dengan cucu2nya”. Ya, aku menangkap sebuah harapan dalam bahasa dan matanya yang mulai berkaca-kaca…
Pada beberapa keadaan, kita sering dihadapkan pada pilihan. Karena tidak ada standar yang baku dalam memberikan keputusan, kita sering merasa bimbang… tapi, Allah-lah yang memberi ketenangan…Alhamdulillaah….
Ya Robb, mohon teguhkan…dan kuatkan..
Apa-apa yg memang baik bagiku menurut-Mu, mudahkanlah..
Apa-apa yg menjadi hakku, mohon ringankanlah…
Berikan kesabaran yang luas, hati yang kuat, dan keimanan yang teguh…
Sebuah harapan yang sangat aku inginkan….. “ Baiti jannati “,
Berikan kesabaran yang luas, hati yang kuat, dan keimanan yang teguh…
Sebuah harapan yang sangat aku inginkan….. “ Baiti jannati “,
Sehingga aku dan orang2 yang mencintai-Mu bisa berkumpul dalam Syurga-Mu…
Amin Ya Robbal’alamin…
Amin Ya Robbal’alamin…
Soraya
Lampung, 16 Februari 2012
~ Di sebuah senja penuh makna ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar